SANTO DAN SANTA GEREJA KATOLIK
DISUSUN
O
L
E
H:
JHONIUSTOPIANUS IJAM
SEMINARI MENENGAH SANTO YOSEP TARAKAN
KATA
PENGANTAR
“Firman itu telah menjadi manusia
dan diam diantara kita dan kita telah melihat kemulian-Nya”
Puji dan syukur saya haturkan
kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas segala beimbingan dan kasih-Nya saya
dapat menyelesaikan karyah ilmiah yang berjudul “SANTO DAN SANTA GEREJA KATOLIK” ini. Saya banyak
mengalami kesulitan dam membuat karyah ilmiah ini, karena kurang bahan, apalagi
banyak buku yang tidak menjelaskan secara terperinci mengenai santo-sannto. Itu
adalah salah satu tantangan bagi saya sendiri dalam membuat buku ini. Namun
ketika melihat semua bahan yang dapat digunakan dapat
menjadikan buku ini.
Dewasa ini banyak diantara kita umat
katolik yang menggunakan nama santo atau santa sebagai nama pelindung kita
selama masih berziarah di bumi ini. Bahkan banyak yang menggunakan nama-nama
santo yang mereka yakini paling banyak mukjizat. Namun
mereka tidak tahu lebih lanjut mengenai riwayat ataupun bagaimana mereka bisa
disebut sebagai santo atau santa
gereja katolik dan menjadi pelindung umat katolik.
Melihat hal itu, saya mencoba untuk
menjelaskan mengenai kehidupan santo santa secara luas dan terperinci. Terutama
dalam keadaan yang sangat maju atau serba teknologi. Bagi
orang yang ingin mengetahui tentang kehidupan santo-santo sangatlah baik,
karena dapat menambah iman kita dan terutama bagi para calon imam atau suster,
karena ini dapat menjadikan sebagai dorongan dan semngat bagi mereka untuk
melanjutkan karyah mereka dalam menjalani hidup panggilan mereka, karena panggilan
itu sendiri berasla dari Allah seniri.
Saya berharap semoga
dengan buku ini, dapat menembah wawasan bagi siapa saja yang membacanya, serta
bisa bergguna untuk kedepan. Jika ada kata atau kalimat yang salah dlam karyah
ilmiah ini, saya berharap memberi masukkan kepada saya atau nasehat. Sehingga
saya dapat memperbaikinya dikemudian hari.
Penulis
Tarakan,
Juli 2018
BAB 1 PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN SANTO_SANTA
Santo
atau Santa adalah gelar orang kudus yang diberikan Gereja
kepada beberapa orang yang telah
menjadi sosok inspiratif bahkan sebagai pengantara Allah dalam mukjizat-mukjizat-Nya.
Santo atau Santa juga adalah orang kudus yang dianggap
umat Katolik sebagai pelindung mereka selama masih hidup di bumi ini. Walaupun Kitab Suci tidak secara eksplisit (tegas) membicarakan biblis
praktik itu. Pertama ada penghormatan yang diberikan kepada para malaikat juga
(Yoh 5:14; Dan 8; Tob 12:16). Penghormatan ini diberikan karena martabat
supernatural para malaikat, berkat persatuan mereka dengan Allah (Mat 18:10).
Karena para kudus juga bersatu dengan Allah (1 Kor 13:12; 1 Yoh 3;2), mereka
pun pantas untuk dihormati.
1.2.Santo
Santo sendiri
adalah nama orang kudus khususnya yang
laki-laki. Santo sendiri berasal dari kata santus
yang artinya kudus. Orang-orang kudus dulu yang menjadi pelindung bagi anak laki-laki
sampai mereka meninggal dunia.
1.3.Santa
Santa adalah
ungkapan untuk orang kudus perempuan. Nama santa ini juga digunakan untuk perempuan,
yang pasti beragama katolik dan juga yang bukan agama katolik,
misalnya agama Protestan, namun arti dari nama itu tentu berbedah tentu
berbedah.
Karena semua orang katolik pasti memiliki nama santa pelindung masing-masing.
2. KRITERIA MENJADI SANTO-SANTA
Santo
atau santa adalah pedoman bagi umat katolik, yang menganggap
bahwa para kudus adalah pelindung selama hidup
mereka. Namun bukan berarti mereka mau menyaingi Allah, tetapi mereka adalah
perpanjangan Tuhan untuk menjaga setiap orang dalam
menjalani hidup ini. Mereka adalah orang kudus yang memberikan kita motivasi
dan inspirasi hidup sesama manusia. Berikut adalah kriteria untuk menjadi
seorang yang kudus yang doisebut santo atau santa.
2.2.Hidup
Katolik
Seorang santo atau
santa adalah orang yang berasal dari agama Katolik,
yang pasti sudah dibabtis dalam iman katolik. Kalau seseorang ingin menjadi
orang yang kudus ia harus menjadi orang katolik asli, dan sudah dibabtis.
Dalam kehidupan santo santa pun
tidak terlalu suci. Banya orang yang
menjadi santo atau santa yang dulunya penuh dengan dosa
namun setelah bertobat mereka dibabtis dan masuk Katolik, lalu
menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan Sang Pencipta.
2.3.Pengorbanan,
Iman dan Teladan(mukjizat)
Hidup seorang
santo atau santa tidak lepas dari pengorbanan, iman dan teladan.karena keiga
ini adalah bagian dari hidup mereka, bahkan adalah diri mereka sendiri.
2.3.1.
Pengorbanan
Arti pengorbanan
dalam hidup serang santo santa adalah berani meninggalkan kenyamanan
yang mereka rasakan sebelumnya. Berkorban untuk meninggalkan segala yang mereka
miliki. Menjadi seorang santo atau santa tidak
selalu orang yang mengabdi dirinya sendiri bagi Allah seperti Imam dan Suster.
Namun ada juga santo santa yang berasal dari keluarga sebagai pasangan
suami istri. Berarti selama menjalani hidup sebagai pasangan
suami istri, benar-benar mengabdi diri mereka kepada Allah.
2.3.2.
Iman
Seorang santo
santa tanpa iman adalah percuma dan tidak akan menjadi santo ataupun santa,
karena untuk menjadi seorang santo atau santo harus memiliki iman yang kuat.
Iman yang benar menyakini bahwa Yesus adalah sang juru selamat
dan sang kasih. Iman melalui doa yang penuh, maka
banyak santa yang selama hidupnya mengalami hidup yang di cobai
oleh Allah dengan adanya segala tantangan dari luar diri mereka, seperti Santa
Suster Paustina
dari Polandia. Selain itu Santa
yang mempunyai iman yang kuat juga adalah Santa Clara. Santa
Clara adalah seorang perempuan yang sangat
dekat dengan Yesus. Karena Santa Clara
adalah santa yang pernah mengendong bayi Yesus. Iman harus dibangun dari sejak
kecil, sehingga menjadi suatu dorongan yang kuat karena
sering mengalami kehidupan religius.
2.3.3.
Melakukan mukjizat
Mukjizat adalah suatu perbuatan yang mengagumkan, karena suatu perbuatan
manusia yang dilakukan dengan sangat mustahil dan campur tangan Tuhan. Banyak
mukjizat yang sering dilakukan oleh para orang kudus. Seperti mukjizat dalam
penyembuhan. Namun tidak semua orang yang melakukan mukjizat akan menjadi
santo-santa. Salah satu Santo yang esring melakukan mukjizat adalah Santo
Antonius dari Padua.
2.3.4.
Mati
Orang kudus akan diberi gelar santo jika ia sudah meninggal dunia.
Paling cepat pergelaran atau penyelidikkan santo atau santa adalah 5 tahun
setelah kematian santo atau santa tersebut.
3.
PROSES KANONISASI
3.2.Servant Of God ( hamba Allah)
Proses ini dimulai dari level keuskupan. Uskup bukan menentukan tetapi
memberikan kesempatan penyelidikkan terhada calon santo atau santa, yaitu dalam
hal kebajikan sebagai permohonan kaum beriman. Penyelidikkan umunnya dilakukan
setelah lima tahun orang tersebut meninggal dunia, walaupun untuk kasus tertentu,
paus dapat mempercepat proses ini, seperti dalam kasus Ibu Teresa dan paus
yohanes paulus II. Jika penyelidikkan selesai kemudian uskup akan mempersentasikannya,
lalu kemudian ditunjukkan seorang postulator (umunnya dari konggerasi jika itu
berasal dari religious).
3.3.Declaration ‘Non Cultus’
(peryataan taka da tahyul)
Pada suatu saat dapat diijinkan untuk memeriksa jenazah sang servant of
God, dan peryataam bahwa tidak ada tahyul/pemujaan yang ditunjukkan sang
pelayanan Tuhan ini.
3.4.Venerable/heroic in virtue (yang terhormat/heroic dalam kebajikan)
Setelah segala informasih yang
diperlukan terkumpul, Bapa paus mengumumkan teladan kebajikan dari pelayan
Tuhan ini yaitu yang berhubungan kebajikan ilahi dengan iman, pengharapan dan
kasih, dan juga kebajikan pokok, yaitu kebijaksanaan, keadilan, keberanian, dan
pengendalian diri, hingga sampai pada tingkat yang heroik.
3.5.Blessed (yang terberkati)
Beatifikasih adalah peryataan
dari Gereja yang menyatakan bawa kita dapat percaya bahwa sang pelayan Tuhan
tersebut berada di surga. Tahap berikutnya tergantung apakah ia seorang martir,
atau bukan. Jika marfir, tidak diperlukan mukjizat lebih lanjut, namun jika
non-martir, maka diperlukan sebuah mukjizat melalaui doa, yang ditunjukkan
melalui doa dengan pengantaraan sang venerable ini, untuk membuktikan bahwa ia
benar-benar telah telah berada di surga, dan
Tuhan menjawab doa dengan memberikan mukjizat. Sekarang ini yang dapat
dianggap mukjizat yang termudah adalah
·
Pasien yang sakit
·
Yang tidak diketahui bagaimana cara penyembuhannya
·
Doa ditunjukkan agar Venerable mendoakan kesembuhan
pasien
·
Pasien tersebut disembuhkan
·
Kesembuhannya spontan, instan/pada saat itu juga,
menyeluruh dan tidak berubah
·
Dokter tidak dapat menjelaskan penjelasan normal
3.6.Saint (santo/santa)
Untuk menjadi santo atau santa
diperlukan lagi satu mukjizat. Kanonisasi adalah peryataan dari Gereja, bahwa
sang santa atau santo tersebut telah berada di surga dan memandang Allah. Pesta
nama santa/santo tersebut ditentukan dan boleh dirayakan.
4.
PENGERTIAN STIGMATA
Stigmata
adalah tanda luka-luka Yesus yang tersalib, yang muncul secara tiba-tiba pada
tubuh seseorang. Termasuk dalam tanda sengsara ini adalah luka-luka paku di
kaki dan tangan, tombak di lambung, luka di kepala akibat mahkota duri dan luka
bilur-bilur penderaan di sekujur tubuh, teristimewah di punggung. Seorang
sigmatis yaitu orang menderita akibat stigmata, dapat memiliki satu, atau
beberapa, bahkan semua tanda sengsara itu. Stigmata dapat kelihatan, dapat juga
tidak dapat kelihatan, dapat permanen, atau sebentar saja.
4.2.Bentuk Stigmata
Dalam kemungkinan besar banyak
orang yang tidak akan percayakan hal itu. Maka mereka akan menganggap bahwa itu
hanyalah sebuah penyakit. Tentu saja Gereja pertama-tama berusaha memastikan
bahwa itu adalah dampak dari alamia dan mencari kandidat adrikodratinya guna
membuktikan bahwa stigmata itu berasal dari Tuhan.
Stigmata yang benar,
mencucurkan darah teristimewa pada hari-hari dimana dikenangkan Sengsara Yesus
(hari jumat dan jumat agung). Stigmata yang benar, memancarkan darah yang bersih
serta murni. Darah yang memancar dari stigmata tidak akan mencelakai stigmatis.
Stigmata yang benar tidak akan dapat disembuhkan baik medis atau dalam bentuk
apapun.
Para stigmatis yang benar,
mengalami keterkejutan atas munculnya stigmata. Tanda ini bukalah sesuatu yang
mereka “mohon dalam doa” melainkan karena kerendahan hati mereka. Dan seringkali mereka menyembunyikannya dari
orang lain agar tidak mengetahuinya.
4.3.
Pengalaman
Stigmata
4.3.1.
Santo Fransiskus
Asisi, Italia (1181-1226)
Siapa yang tidak mengenali Santo
Fransiskus Asisi. Dia adalah orang kudus pertama yang mengalami stigfmata dari
Tuhan dan disahkan oleh Gereja. Pada Agustus tahun 1224, ia dan beberapa
biarawan Fransisikan lain mengadakan perjalanan ke Mount Alvernia di Umbria,
dekat Asisi, untuk berdoa di sana. Santo Fransiskus memohon untuk ambil dalam
bagian sengsara Yesus. Pada pesta salib suci 14 september 1224. Santo Fransiskus
mendapat pengelihatan, ia dipeluk oleh Yesus yang tersalib. Sengsara dari jumat
agung yang pertama tercurah atas dirinya, dan ia menerima stigamata. Santo
Fransisikus berusaha menyembunyikan tanda karunia ilahi ini dari yang lainnya
dengan membalut kedua tangannya dengan
jubah dan mengenakkan sepatu dan
kaos laki-laki. Lama-kelamaan rekan-rekan biarawan memperhatikan perubahan
dalam cara berpakain St Fransiskus dan juga sengsara fisiknya, maka
terungkaplah rahasia stigmatanya. Pada akhirnya atas nasehat para rekan
biarawan, St Fransiskus mengatakan “tak satupun yang memberikan ku hiburan
begitu besar selain Allah dan merenungkan hidup sensara Tuhan kita. Andai aku
hidup hingga akhir jaman, aku tak akan membutuhkan buku lain”. Sudah pasti
kasih St Fransiskus kepada Tuhan kita yang tersalib, yang diungkapkannya
melalui perhatian kepada mereka yang
malang dan menderita mendatangkan karunia stigmata baginya.
1.2.1.
Santa Katarina
dari Siena, Italia (1347-1380)
Pada saat santa katarina
berusia enam tahun, ia juga di anugrahi stigmata.
Pada bulan februari 1375, ketika mengunjungi Pisa, ia
ikut ambil bagian dalam misa di Gereja St Kristina. Ia tengelam dalam meditasi
yang mendalam, sementara matanya menatap pada salib. Sekonyong-konyong dari
salib datanglah lima berkas sinar berwarna merah darah yang menembusi kedua
tangan, kaki dan lambungnya, mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa hebat hingga
ia terjatuh tidak sadarkan diri. St Katarina dari Siena menerima stigmata, yang
hanya kelihatan olehnya sendiri, hingga akhir hayatnya.
1.2.2.
Santo Padre Pio ( Italia )

Padre pio lahir pada tahun
1887, dianugrahi pengelihatan-pengelihatan sejak
umurnya masih lima tahun. Dan sejak usia dini telah memutuskan untuk masuk
biara. Pada tahun 1910 ia ditabiskan menjadi imam. Katanya “aku terbakar habis
oleh kasih Tuhan dan oleh kasih kepada sesama. Pada 20 september 1918, saat ia
memanjatkan syukur sesudah perayaan Misa, ia juga menerima luka-luka Tuhan kita
di kedua kaki dan cangkir darah, luka-luka itu tidak pernah menutup ataupun
bertambah parah. Bahkan bukannya bau darah, melainkan bau harum yang semerbak terpancar
dari luka-lukanya.
Tidak banyak dari anatara para
kudus yang di anugrahi stigmata dan mereka yang dianugrahinya, seperti St
Fransiskus, St Katarina dan St Padre Pio, memahami secara mendalam sengsara
Tuhan kita. Sementara stigamata membangkitkan takjub kita dengan tanda yang
dialami para kudus.
5.
PENGERTIAN MARTIR GEREJA
KATOLIK
Martir
adalah orang rela mati demi iman katoliknya. Terlebih iman akan Tuhan kita
Yesus Kristus. Dan rela menyerahkan semua yang dia miliki serta demi
mempertahakan dan memperjuangkan agama yang dianutnya. Tentu dalam hal ini, orang katolik yang
mengalami penganiayaan adalah suatu kemulian, kekuatan dan harapan gereja yang besar.
Mereka berkorban bagi banyak orang. “Namun orang masih mengeluh karena
kekurangan sesuatu” kata Paus Fransiskus. “jantung Gereja terdiri dari orang
yang menderita dan memberikan hidup mereka seperti Yesus yang dilempari batu,
di siksa dan di bunuh dengan pedang, panah dan senjata. Namun mereka tetap
setia pada Kristus” lanjutnya.
Para
martir sendiri adalah benih bagi orang katolik di kemudian hari. Karena
daripada merekalah kita mendapat kekuatan iman, jika suatu saat akan di coba
iman kita. Mereka adalah nama yang akan pertama kali kita ingat. Mengingat
keberanian mereka demi sang penyelamat. Para martir juga adalah harapan bagi
setiap orang untuk hidup seturut iman, haranpan dan kasih. Menjadi seorang
martir tidaklah mudah kalau secara fisikologis, namun kalau iman sudah melebihi,
dan berani mati untuk Kristus semua akan terasa mudah. Berikut adalah nama-nama
yang menjadi martir dan kemudian menjadi santo.
·
Santo Stepanus ( Kisah Para Rasul bab 6 dan 7 )
Santo Stepanus adalah martir
pertama katolik. Keduabelas murid memanggil dan memilih orang yang terkenal
baik, penuh dengan Roh untuk mengemban tugas pelayanan firman. Bersama dengan
Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus dipilihlah
Stepanush sebagai diakon pertama. Namun
ketika kalah dalam tanya jawab. Kaum Yahudi Libertini menghasut dan menyeret Stepanus.
Dan melemparinya dengan batu. Jubahnya di letakkan di atas kaki Saulus yang
bertobat menjadi Paulus.
·
Santo Yakobus
Santo Yakobus adalah Rasul
pertama yang menjadi martir, dari 12 Rasul Yesus Kristus. Ia di hukum mati
sekitar tahun 44 M oleh raja Herodes
Agripa.
·
Santo Philipus
Ia dihukum cambuk dan kemudian di salibkan.
·
Santo Matius
Santo matius adalah Rasul yang kurang diketahui tentang akhir hidupnya,
namun menurut legenda ia direbahkan di Ethiopia dan dipancung kepalanya dengan
Halberd (mata pisau seperti kapak dan dengan ujung logam) sekitar tahun 60 M.
·
Santo Matias
Ia di rajam batu di Jerusalem dan kemudian di panjung.
·
Santo Andreas
Ia memberitakan
injil di bangsa asia dan kemudian di salibkan dengan dengan bentuk X, yang
dikenal dengan Salib Santo Andreas. Bahkan ada negara yang benderanya berasal
dari salib Santo Andreas, yaitu negara Scotlandia, dimana warna putih yang
melambangkan salib X. 

·
Santo Petrus

·
Santo Yudas
Ia adalah saudara Yakobus. Ia disalibkan sekitar tahun 72 M.
·
Santo Bartlomeus
Ia adalah penerjemah Injil Matius ke bahasa India timur dan
mengajarkannya di negara itu. Namun musuhnya orang yang kafir dan dengan kejam
memukuli dan menyalibkannya.
Itulah kisah para
martir gereja katolik yang rela mati demi imannya kepada Tuhan kita Yesus
kristus, yang rela mati demi dosa-dosa kita.
6.
RILIKUI ORANG KUDUS KATOLIK
Rilikui adalah bagian tubuh atau atribut dari
orang-ornag kudus yang sudah disahkan oleh Gereja Katolik sabagai benda suci.
Contohnya: mayat dari St Imelda Lambertini, Santa Petrus dan kain kafan Yesus.
·
Rilikui di bagi tiga kelas sebagai berikut Kelas pertama
adalah atribut dari Yesus Kristus dan bagian tubuh dari para kudus. Seperti
rambut, tulang, gigi dan lain-lain.
·
Kelas kedua adalah benda yang dimiliki para kudus
ataupun atribut dari benda yang dipakai untuk menyiksa mereka hingga mati
sebagai martir.
·
Kelas ketiga adalah sesuatu yang telah mengalami
kontak fisik dengan relikui kelas pertama atau kedua.
6.1.Penghormatan Relikui menurut kitab
Suci
Dalam perjanjian lama dikatakan bahwa ketika Musa
membawah tulang-tulang Yusuf sebagai pemenuhan akan permintaan Yusuf (Kel
13:19; Yos 24:32). Karena Yusuf sendiri meninggal di tanah Mesir. Kisah lain
yang menunjukkan bahwa penghormatan terhadap Relikui adalah peristiwa sesudah
Elia naik ke Surga. Elisa yang menyertai Elia sebelum naik ke Surga, membawa
jubah Elia dan memukulnya di sungai Yordan sehingga air terbelah, dan Elisa
dapat menyebarangi sungai Yordan (2 Raj 2:9-14).
Peristiwa lainnya adalah mayat yang dihempaskan ke
kubur Elisa dapat hidup kembali ketika terkena Tulan-tulang dari Elisa (2 Raj
13:20-21). Dalam perjanjian baru adalah sapu tangan dan kain yang pernah dpakai
Paulus dapat menyembuhkan penyakit-penyakit ketika kain tersebut diletakkan di
atas si sakit (Kis 19:11-12). Inilah yang membuktikan bahwa begitu pentingnya
Relikui para kudus untuk umat Allah yang masih berziara di dunia ini.
6.2. Makna Relikui
Dalam Gereja Katolik di rumuskan lebi ringkas makana
relikui dan terdapat 3 makna penghormatan orang kudus yaitu: Gereja mengagumi
keteladanan orang kudus seraya merenungkan buah penebusan Kristus dalam diri
mereka. Orang kudus sesungguhnya menunjukkan apa yang seharusnya dirindukan
oleh umat beriman sekarang yakni turut ambil bagian dalam karya keselamatan
Allah. Gereja bersama orang kudus bergabung untuk memuji dan memuliakan Tuhan
serta memohon agar mereka dapat menjadi pendoa bagi umat beriman. Teladan hidup para kudus menjadi motivasi
sekaligus contoh bagaimana menjalin relasi yang mesrah dengan Allah.
6.3. Peran Relikui Bagi Orang
Sakit
Dalam Direktorium dikatakan agar “tidak boleh
mengabaikan kemungkian membawanya kepada orang sakit dan yang mengalami ajal,
untuk menghibur mereka atau memanfaatkan doa orang kudus yang bersangkutan
untuk memohon kesembuhan”. Rahmat penyembuhan dapat tersalur melalui relikui
orang kudus.
Salah satu kisah penyembuhan melalui Relikui orang
kdus adalah salah satu cerita klasik melalui relikui adalah St Ambrosius. Ia menentukan
salib Kristus yang benar dari tiga salib yang ditemukan oleh St Helena. Salib
Kristus yang benar adalah salib yang dapat menyembuhkan orang sakit ketika si
sakit menyentuhnya. Pada zaman sekarang banyak penyembuhan ketika berziara ke
tempat beberapah jenasah orang kudus yang masih utuh disemayamkan, misalnya St
Bernadet Soubirous.
6.4. Penggunaan Relikui
Penggunaan relikui harus mendapat bimbingan rohani agar
umat tidak memperlakukan relikui menjadi seperti jimat. Itulah sebabnya gereja
selalu mengingatkan bahwa penghormatan yang diberikan kepada relikui itu relatif,
artinya terkait dengan karyah agung Allah dalm hidup orang kudus. Sumber rahmat
dan sasaran penyembahan tetap kepada Allah sendiri yang berkaryah dalam dan
melalui orang kudusnya. Para kudus hanyalah hamba-hamba Allah yang digunakan
Allah sebagai sarana keselamatan bagi orang lain. Iman kepada Allah dan
karya-Nya melalui Yesus Kristus tetap menjadi yang pokok. Relikui itu menjadi
sarana penyalur rahmat Allah untuk membebaskan dari kuasa kegelapan atau untuk
penyembuhan.
BAB 2 PENUTUP
1. KESIMPULAN
Para santo dan santa adalah orang kudus yang sangat
berarti dalam hidup kita. Para kudus adalah perpanjangan tangan Tuhan untuk
hidup kita. Tuhan hadir dalam diri mereka untuk melayani yang tak terlayani.
Mereka hidup sesusai kehendak Allah. Mereka sering membuat mukjizat karena iman
mereka yang sangat kuat. Mereka rela mati untuk Kristus. Semoga dengan hadirnya
para kudus dalam hidup kita, kita semakin yakin bahwa Tuhan sang penyelamat dan
mengajari hidup kita untuk berani memikul salib, yang begitu banyak tantangan
serta kesulitannya. Karena santo dan santa adalah cerminan dari Allah sendiri.
2. SARAN
saya berharap, semoga karyah ilmiah mengenai santo dan
santa gereja katolik ini bergguna bagi yang membaca. Serta dapat mengerti apa
yang dimaksud dengan sant dan santa itu. Sehingga bagi yang memiliki nama
pelindung dapat mengerti bagaimana riwayat pelindungnya selama masih hidup di
Bumi ini. Terlebih saya menyarankan beberapa hal sebagai berikut.
·
Banyak membaca buku santo dan santa, serta Kitab Suci
dan sejenisnya
·
Mendalami Iman Katolik
·
Mengerti dan mengetahui arti dan riwayat hidup santo
atau santa pelindung masing-masing dan
·
Mencoba hidup seperti santo atau santa pelindung kita.
DAFTAR PUSTAKA
·
Keating, Karl. 2009. KATOLIK DAN FUNDAMENTALISME. Jakarta. Fidei Press. Hal 155-168
·
Schnieders, Nicolaas M. 2006. ORANG KUDUS SEPANJANG TAHUN. Bogor. OBOR (Anggota IKAPI)
·
Benediktus, Paus XVI. 2007. THE APOSTLES (PARA RASUL).
Libreria Editrice vaticane.
·
Anonim. 2018. https://id.wikipedia.org/wiki/Santo.
Di akses pada 27 Juli 2018
·
Anonim. 2018. https://id.wikipedia.org/wiki/Kanonisasi.
Di akses pada 27 July 2018.
·
Saunders, Wiliam P. http://yesaya.indocell.net/id922.htm.
Di akses pada 28 july 2018.
·
Anonim. 2017. https://id.wikipedia.org/wiki/Martir.
Diakses pada 28 Juli 2018.
No comments:
Post a Comment