PERJALANAN HIDUP SANTO PAULUS RASUL
Paulus adalah seorang yang sangat
banyak berbicara dan mewartakan kabar gembira dan keselamatan dari Tuhan Yesus
Kristus. Pewartaan yang dilakukan laksana sebuah petir dan
dentuman yang keras di luar angkasa yang bisa didengarkan oleh banyak orang di
bumi.[1]
Satu hal yang tidak bisa dilupakan
oleh orang-orang pengikut Kristus adalah ketika Paulus menjadi seorang pembunuh
yang sangat kejam dan sangat terkenal dengan aksi yang selalu ia lakukan pada
waktu itu. Orang-orang yang dibunuh Paulus adalah mereka yang percaya kepada
Yesus. Ia tidak senang dengan orang yang sering melanggar kehendak Allah dan
yang tidak menaatinya. Salah satunya adalah hukum Taurat. Paulus mengira bahwa mereka yang selalu setia
mengikuti Yesus adalah orang-orang yang tidak taat kepada Allah dan melanggar
kehendak-Nya.
Salah satu orang kudus dan sekaligus
menjadi martir yang pertama bagi Gereja Katolik adalah Santo Stepanus. Ia
dibunuh oleh Paulus, dengan melemparinya menggunakan batu, (Kis 7:59) dan jubah
yang dikenakan oleh Santo Stepanus diletakkan di kaki Paulus. Santo Stepanus
sendiri dipilih oleh Keduabelas rasul sebagai diakon pertama, namun ia dibunuh.
Orang-orang kristen sangat dibenci olehnya. Orang yang percaya akan Kristus
tidak segan-segan untuk dibunuh. Bahkan orang-orang Kristen yang dibunuh oleh
Paulus tidak dapat terhitung lagi banyaknya berapa.
Kejahatan tidak akan pernah menang,
kuasa kebaikan akan menguasai kuasa kegelapan. Kata-kata inilah menjadi inti
dari apa yang terjadi pada diri Paulus yang bertobat. Satu mukjizat yang besar
terjadi pada diri Paulus. Ia mengalami suatu peristiwa yang sangat sakral,
bukan hanya untuk dirinya, melainkan juga untuk semua orang yang percaya akan
diselamatkan. Ia mendapat penampakan dari Yesus Kristus ketika melakukan
perjalanan yang panjang ke Damsyik, sebelum sampai ke pintu gerbang kota, ia mendapat
suatu penglihatan yang sangat ajaib dan tidak pernah ia alami dan dilihatnya.
“Cahaya yang memancar dari langit yang mengelilingi dia” (Kis 9:3). Peristiwa
inilah yang membuat Paulus untuk bertobat dan memperbaiki hidupnya. Selama tiga
hari setelah mengalami peristiwa penampakan langsung dari Yesus Kristus, ia
tidak dapat melihat dan tidak dapat makan. Bertobat adalah suatu yang sangat
susah bagi Paulus, karena ia selama 27 tahun menjadi seorang pembunuh. Bahkan
ketika ia bertobat ia tidak langsung diterima oleh orang-orang pengikut
Kristus. Ia mengalami kesendirian dan kekosongan selama 10 tahun. 10 tahun
bukanlah suatu hal yang sebentar melainkan lama. Dengan usaha dan niat baik
yang dimiliki Paulus akhirnya ia diterima hidup sebagai seorang Kristen. Ia pun
memberanikan diri untuk menjadi seorang pewarta Kristus yang sejati dan bukan
pengecut, ia menyampaikan kabar sukacita kepada umat yang percaya kepada Tuhan
atau mereka yang tidak percaya sama sekali.
Paulus telah menulis banyak surat
untuk jemaat-jemaat di masing-masing daerah waktu itu. Pewartaan yang dilakukan
oleh Paulus tidak mudah seperti air yang mengalir. Ia mengalami banyak masalah
dalam pewartaannya tersebut. Maka dengan ketidakterimaan orang-orang yang
berada di sekitar, Paulus pun seperti orang yang sangat bersalah. Ia sering
keluar masuk penjara karena iman dan pewartaan yang disampaikan olehnya. Hal
yang hampir serupa dengan Yesus hampir ia rasakan. Paulus yang mempunyai masa
lalu yang suram kini telah bisa berdamai dengannya, dan masa depan yang suram
juga belum dapat diketahuinya. Namun dengan hidup serupa dengan Yesus Kristus
dan dengan perwartaan yang dilakukannya memiliki keyakinan bahwa inilah arti
hidup yang ia miliki. Ia mewartakan sabda Tuhan ke daerah yang ia kunjungi.
Dalam perjalanan mewartakan kabar gembira dan kabar keselamatan, banyak yang
menjadi ancaman yang harus dilaluinya. Kadang kala hal masuk penjara pun tidak
asing baginya. Ketika ia masuk penjara, ia tidak ada usaha untuk melarikan
diri. “Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini” (Kis
16:28). Hal ini menunjukkan bahwa ia ingin serupa dengan diri Yesus Kristus dan
berani dalam kebenaran. Hingga akhir hidup Paulus diwarnai oleh kegigihannya
mewartakan injil Tuhan. Dalam pewartaannya itu pun ia hampir mati “Tetapi
datanglah orang-orang yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk
orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan
menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka bahwa Paulus telah mati”.
(Kis 14:19). Akhir hidup Paulus sangat mengharukan. Ia dibunuh dengan cara
dipenggal kepalanya. Ia meningggal karena imannya akan Yesus Kristus.
SUMBER
[1]
Bdk. G. Tulus Sudarto, Pr. Life 24 begins at Inspirasi PAULUS untuk Kaum Muda. Yogyakarta: Kanisius. 2009.
No comments:
Post a Comment