MASA PEMERINTAHAN
1. ````
HERODES
AGUNG
Herodes
Agung adalah seorang raja yang memerintah pada saat Yesus masih kecil. Herodes
memerintah atau menjadi raja Yudea. Herodes sendiri adalah anak dari Antipater,
yang mati diracuni oleh orang lain. Hal ini yang membuat semua lawan ayahnya
tersebut berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik untuk berkuasa. Namun tidak
ada seorang pun yang berkuasa pada saat itu. Orang yang menjadi kuat dan
berkuasa adalah anaknya sendiri yakni Herodes. Dalam pemerintahannya, ia
memerintah dengan sangat keras dan tidak mau ada raja selain dia. Hal ini dapat
dilihat dari usaha yang dilakukannya ketika ingin membunuh Yesus Kristus pada
saat masih kecil atau bayi. Hal ini dilakukan karena diberitakan bahwa akan ada
seorang raja yang lebih kuat dan akan menjadi raja bagi semua orang. Jiwa
kepemimpinan yang dimiliki Herodes sudah kelihatan saat ia dipilih dan menjabat
sebagai gubernur Galilea. Saat ia menjadi gubernur Galilea banyak hal yang
terjadi terutama dalam perubahan dalam memerintah. Ia memiliki suatu sifat dan
watak yang sangat tegas.
Herodes
yang juga adalah seorang raja memiliki keanehan yang besar. Keanehan itu
terlihat ketika ia ingin membunuh bayi Yesus yang hanyalah seorang bayi. “Di
manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat
bintangnya di Timur dan kami datang menyembah Dia” Mat 2:2. Kata menyembah
bukanlah hal yang berasal dari lubuk hati Herodes, melainkan kata menyembah
memiliki arti yakni membunuh. Ia ingin membunuh bayi yang disebut raja itu.
Herodes takut akan hal yang mungkin saja menggantikan dia kelak atau yang
menjadi pesaingnya. Saat itu Herodes melakukan hal yang brutal dimana ia
membunuh semua anak laki-laki di bawah umur 2 tahun di Bethlehem dan
sekitarnya.[1]
Ia memerintah agar semua anak dibunuh karena ia takut akan Yesus Kristus yang
disebut akan menjadi raja. Dengan cara membunuh semua anak laki-laki menjadi
jalan terbaik baginya. Selama Herodes memerintah banyak hal yang dibangun
olehnya salah satu ialah Bait Allah. Ia membangun tempat-tempat yang baginya
sangat berguna bagi para penduduk negerinya. Kesenian yang sangat disukai pada
zaman Herodes Agung. Sehingga dari pengalaman yang mereka miliki, maka dengan
demikian ia ingin menyesuaikan diri dengan membangun gedung teater.[2] Herodes Agung selama
pemerintahannya ia membangun sebuah bangunan yang amat besar yang biasa disebut
Bait Zerubabel. Bait ini dibangun bertahun-tahun dan memiliki pekerja yang
begitu banyak. Namun sayang bagi Herodes Agung sendiri, ia tidak bisa menikmati
bangunan tersebut. Herodes Agung meninggal pada tahun 4 sebelum Masehi.[3] Segala tugas dan
pemerintahan yang ditanggungnya selama hidupnya diberikan kepada anak-anaknya
yakni Arkelaus, Herodes Antipas dan Filipus. Merekalah yang kemudian membagi
wilayah kekuasaan ayah mereka.
2.
ARKELAUS
Arkelaus
adalah anak pertama dari Herodes Agung. Arkelaus bersama kedua saudaranya
memiliki perbedaan yakni perbedaan dalam kekuasaan. Arkelaus memiliki wilayah
kekuasaan yang lebih besar daripada yang lain dan lebih tinggi. Arkelaus
sendiri memiliki tiga letak kekuasaan yakni Yudea, Samaria dan Idumea. Pada
saat Yesus masih kecil Herodes Arkelaus sudah menjadi raja di negeri itu, ia
menggantikan peran Herodes Agung.
Masa
pemerintahan Arkelaus juga dikenal dengan pemerintahan yang kejam. Kekejaman
Arkelaus ternyata melanggar hukum Taurat Musa. Kemudian hal ini membangkitkan
serta memberikan motivasi kepada seluruh rakyat Yudea meminta kepada Kaisar
Augutus untuk menurunkan dia atau menggantikan peran Arkelaus. Setelah kejadian
itu Arkelaus pun diturunkan dari kedudukan sebagai raja.
3.
HERODES
ANTIPAS
Herodes
Antipas sendiri adalah anak kandung dari Herodes Agung. Herodes Antipas lahir
pada 22 SM. Herodes Antipas ini adalah keturunan orang Galilea. Herodes
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara yakni pertama Arkelaus sebagai kakak dan
Filipus sang adik. Tiga bersaudara ini menggantikan raja mereka yakni ayah
mereka sendiri Herodes Agung. Dalam proses pemerintahan yang dipimpin oleh
mereka dibagi dalam beberapa wilayah. Herodes Antipas dan sang adik Filipus
diberi gelar sebagai “Tetrach” yang berarti raja seperempat negeri itu. Nama
atau gelar yang diberikan kepada Herodes Antipas dan Filipus memiliki arti
yakni memiliki kuasa pemerintahan yang lebih rendah daripada sang kakak mereka
Arkelaus.[4] Masa pemerintahan Herodes
Antipas dikenal dengan sangat kejam dalam segala hal. Dia tidak memiliki hati
yang lembut yang dirindukan oleh rakyatnya. Ia dikenal sebagai seorang yang
tidak bermoral. Di dalam kitab suci dikatakan bahwa Herodes Antipas di panggil
oleh Yesus Kristus sebagai “Si serigala”, dalam injil Lukas 13:32 “Jawab Yesus
kepada mereka: pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: aku mengusir
setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari ketiga aku
akan selesai”.
Hal
ini ingin mengatakan bahwa memang Herodes Antipas adalah orang yang kasar dan
licik layaknya serigala.[5] Herodes Antipas sendiri
memerintah di Galilea dan Perea sebelah Timur sungai Yordan.
Herodes Antipas dikenal sebagai orang
yang otoriter.[6]
Pemerintahan Herodes Antipas hanya berjalan empat puluh tiga tahun. Bentuk
otoriter yang kemudian membawanya ke dalam hidup yang mulai hancur. Kekuasaan
yang bersifat otoriter lebih mementingkan kepentingan pribadi tanpa melihat hal
lain. Hal yang sperti ini tentu tidak diinginkan oleh semua orang yang ada di
muka bumi ini. Pemimpin yang diinginkan adalah pemimpin yang baik hati. Hal ini
dipengaruhi oleh istrinya yang bernama Herodias. Herodias meminta kepada
suaminya untuk mengangkat Agripa I menjadi raja yang sudah diangkat oleh Kaisar
Caligula. Hal yang malang menimpa Herodes Antipas ia dituduh. Mendengar hal
itu, Kaisar Caligula memecat Antipas dan kemudian kekuasaan dan daerah
pemerintahan diambil alih oleh Agripa I. Herodes Antipas meninggal pada tahun
39 M.
4.
FILIPUS
Filipus
merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara dan ayah mereka Herodes Agung. Filipus
mendapat bagian kekuasaan yakni wilayah Iturea dan Trakhonitis. Herodes Filipus
memiliki Istri yang bernama Herodias. Herodes Filipus sendiri menikahi anak
dari saudara seayahnya yakni Artibolus.[7] Herodes Filipus memiliki
anak perempuan yang kemudian diberi nama Salome yang menjadi istri dari Filipus
II. Namun di kemudian hari istri Herodes Filipus meninggalkan dia dan menikah
dengan saudara Filipus sendiri yakni Herodes Antipas.
Pada
masa pemerintahannya ia membangun kota Kaisarea Filipi. Nama ibu kota itu
kemudian diganti oleh raja Agripa II. Ibu kota yang bernama Kaisarea Filipi ini
adalah ibu kota pemerintahan Romawi di daerah itu. Masa pemerintahan Filipus
tidak terlalu memikirkan hal yang yang terlalu besar, seperti melakukan politik
besar-besaran. Watak yang dimiliki tidak terlalu diminati oleh rakyatnya. Watak
yang sedang-sedang saja. Filipus sama seperti ayahnya yang selalu memperhatikan
bangunan-bangunan sehingga ia sendiri membangun Kaisarea Filipi. setelah
Filipus meninggal wilayahnya diambil alih Agripa.
5.
AGRIPA
I
Agripa
I ini adalah anak ataupun cucu dari Herodes. Agripa I memiliki nama asli yakni
Marcus Julius Agripa. Anak dari Aristobulus dan Bernike. Agripa Petama ini
adalah cucu dari Herodes Agung yang sebagai raja terhadap Yudea merupakan
sesuatu hal yang unik. Karena dipimpin dari keturunan Herodes sendiri. Hal ini yang menimbulkan sesuatu yang tidak
sesuai dengan apa yang mereka harapkan, dan mereka meminta kepada Kaisar
Agustus untuk menggantikan Herodes yang mungkin tidak dapat memerintah dengan
baik lagi. Namun hal itu sia-sia, Kaisar Agustus sendiri sangat kagum dengan apa
yang telah dilakukan. [8]
Masa
pemerintahan Agripa 1 tidaklah terlalu lama. Kekuasaan Agripa I ini adalah
wilayah yang dimiliki oleh Herodes Antipas yang telah dipecat kemudian
meninggal. Masa pemerintahan Agripa I sangat dikenal dengan pembunuhan yang
dilakukannya terhadapa para rasul-rasul Yesus Kristus. Agripa I membunuh Rasul
Yakobus dengan menggunakan pedang. Masa pemerintahannya memang ingin membunuh
Yakobus. Namun masa pemerintahan Agripa I tidaklah Panjang waktunya. Ia
meninggal secara mendadak. (Bdk. Kis 12:20-23).
6.
AGRIPA
II
Agripa
II adalah anak dari Agripa I. Agripa maju sebagai raja terhadap wilayah
kekuasaan menggantikan peran sang ayah yang telah meninggal Agripa I. pada saat
ia dipilih menjadi raja. Ia belumlah terlalu cocok untuk memegang suatu
pemeritahan atau kekuasaan atas suatu wilayah karena usianya masih terlalu
muda. Hal ini merupakan pembuktian bahwa apa yang telah dilakukan oleh Kaisar
Agustus yakni menetapkan keturunan Herodes selalu memerintah penduduk Negeri
itu.
Pada
saat ia memerintah negeri itu ia menggantikan nama ibu kotanya Kaisarea Filipi
menjadi Neronia.[9]
Selama pimpinannya ia mendapat persaingan dari Felik menjabat sebagai gubernur
Yudea. Selama itu ia membela untuk orang-orang Roma. Dimana orang-orang Yahudi
melakukan pemberontakan. Agripa II meninggal pada tahun 93 M.
DAFTAR PUSTAKA
KITAB
SUCI
Alkitab Deuterokanonika. Jakarta:
Lembaga Alkitab Indonesia, 2012.
SUMBER
BUKU UTAMA
Bavink, Prof. Dr. J.H. Sejarah Kerajaan Allah 2 Perjanjian Baru.
Penterj. Simanjuntak, A. Jakarta:PT BPK Gunung Mulia. 2007.
Jagersma, Prof. Dr. H. Dari Alexsander Agung sampai Bar Kokhba
(Judul Asli: Geschiendenis Van Israel Van Alexsander De Grote tot Bar Kochba),
Penterj. Poerbo, Soeparto. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. 2003.
SUMBER
PENUNJANG
Coote Robert B dan Marry.
Kuasa Politi dan Proses Pembuatan Alkitab
(Judul Asli: Power, Politics, and the making of the Bible), Penterj. Perangin,
Minda. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. 2004.
Braclay, Wiliam.
Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Injil markus (Judul Asli: The Daily Bible Study:
The Gospel of mark). Penterj. Kalangit, wenas. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
2003.
Park. D.Min. D. D. Pdt.
Abraham. Janji dari Perjanjian Kekal. Jakarta: Damai Sejaterah Utama. 2015.
Browning. W.R.F. Kamus Alkitab (Judul Asli: ADictionari
of the bible). Penterj. Subandrijo, Babang dan Khiem, Liem. Jakarta: PT BPK Gunug
Mulia. 2008.
INTERNET
https://wol.jw.org/id/wol/d/r25/1p-in/1200002000,
diakses 11 november 2018.
[1] Bdk. Pdt. Abraham
Park, D.Min., D.D. Janji Dari Perjanjian Kekal. Jakarta: Damai Sejatera Utama.
2015
[2] Bdk. https://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/1200002000,
Diakses 11 November 2018
[3]
Bdk.
Prof. Dr. J.H Bavink. Sejarah Kerajaan
Allah 2 Perjanjian Baru. Pentrj. A Simanjuntak. Jakarta: PT BPK Gunung
Mulia. 2007.
[4]
Prof.
Dr. J.H. Bavink, Ibid.,5
[5]
Bdk. Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2012.
[6] Otoriter; bentuk pemerintahan yang
bercirikan penekanan kekuasaan hanya pada negara atau pribadi tertentu, tanpa
melihat derajat kebebasan individu.
[7] Bdk. William
Brakclay. Pemahaman Alkitab Setiap Hari:
Injil Markus (Scotland: The Daily Bible Study: The Gospel of Mark. 2003),
247.
[8]
Bdk. Robert B. Coote & Marry P. Coote. Kuasa
Politik dan Proses Pembuatan Alkitab. Penterj. Miranda Pirangin. Jakarta:
BPK Gunung Muli. 2004
[9]
Bdk. W.R.F. Browning. Kamus Alkitab
(English: A Dictionary of the Bible. 1996). 138
No comments:
Post a Comment