1. Wahyu Allah dalam Kitab Suci
Perjanjian Lama

Allah dalam perjanjian lama mewartakan sabda-Nya kepada umat manusia melalui para nabi. Namun bukan hanya dengan perkataan, tetapi juga dengan menjelma dan hidup dengan umat manusia (Israel pada waktu itu) dalam bentuk apa pun. Hal yang biasa dikenal adalah peristiwa semak duri (Kel 3:2), dan lainnya. Pewahyuan Allah inilah yang membuktikan bahwa Ia mengasihi umat-Nya. Allah akan berbuat apa saja yang terbaik untuk umat kesayangan-Nya dan seluruh umat manusia.
Pewahyuan Allah dalam peristiwa pembebasan umat Israel dari Mesir, juga dalam bentuk yang tidak di sangka oleh Israel pada waktu itu. Allah mewahyukan dirinya dalam bentuk tiang awan dan tiang api yang kemudian menerangi umat Israel dalam perjalanan, agar mereka dapat berjalan pada waktu siang hari maupun malam hari. Keluaran 13:21 “Tuhan berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu siang dengan tiang api, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam”. Sehingga dalam hal ini, Allah tetap bersama dan menemani mereka menuju tanah yang di tentukan oleh-Nya. Kendati demikian mereka tetap tidak mengerti dan tidak mengetahui bahwa Allah ada bersama mereka. Mereka selalu mengeluh, karena mereka tidak memiliki makanan, minuman (Kel 15:24). Dengan melihat apa yang mereka perbuat dan apa yang mereka katakan, membuat Allah marah dengan mendatangkan ular dan mematuki umat Israel dan ada yang meninggal dunia (Keluaran 21:6). Setelah peristiwa itu umat Israel mohon ampun kepada Allah. Allah mengampuni mereka.
Hal ini menjelaskan dalam pewahyuan Allah bahwa Allah menyelamatkan umat Israel dari perbudakkan di Mesir. Allah bukan hanya membawa Israel keluar dari Mesir saja, tetapi juga menemani mereka dalam segala hal. Menuntun baik waktu siang maupun malam. Suka dan duka di lewati orang Israel, dan Allah bersama mereka.
2. Wahyu Allah dalam Kitab Suci Perjanjian Baru
Pada perjanjian lama Allah banyak mewahyukan diri-Nya dalam berbagai bentuk dan bermacam-macam hal. Dalam perjanjian baru Allah tidak lagi menunjukkan diri-Nya dalam segala bentuk. Namun dalam perjanjian baru ini Allah mewahyukan diri-Nya melalui Yesus Kristus putra-Nya yang tunggal. Allah menghadirkan Yesus ke dunia melalui seorang perempuan yang bersahaja, yakni bunda Maria. Dalam injil Lukas 1:31 dikatakan “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus”. Hal ini menunjukkan bahwa Allah hadir dalam diri Yesus dan bekarya dalam diri-Nya.
Hal yang menjadi salah satu tugas Yesus selama 3 tahun mewartakan sabda Allah adalah melakukan mukjizat. Dalam mukjizat inilah Allah mewahyukan diri-Nya. Allah hadir untuk menyelamatkan umat manusia secara penuh dan menyeluruh. Mukjizat yang dilakukan oleh Yesus bukan hanya semata-mata dari diri-Nya sendiri. Mukjizat itu dilakukan dengan kehadiran Allah yang Maha Kuasa. Secara manusiawi Yesus tidak bisa melakukan hal tersebut, namun karena ia bersatu dengan Allah dan Allah mewahyukan diri-Nya dalam diri Yesus, sehingga segalanya dapat terjadi. Banyak mukjizat yang dilakukan oleh Yesus yang Allah sendirilah yang berperan dalam hal itu, misalnya Yesus membangkitkan anak muda di Nain, Lukas 7:14-15 “Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata “Hai anak muda aku berkata kepadamu bangkitlah”. Maka bangunlah orang itu duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya”. Hal ini adalah pewahyuan Allah yang benar-benar terjadi dan dilakukan oleh Yesus sendiri.
Kasih sayang dan kesetian Allah kepada umatnya bukanlah sebuah cerita bukan juga sebuah peristiwa yang ada waktunya. Namun kasih sayang dan kesetian Allah adalah kekal. Kasih yang telah ada dari zaman dulu dan sampai sekarang. Allah tidak ingin makluk ciptaan-Nya menderita. Maka dari itu Allah selalu ada dalam penyelamatan manusia. Allah hadir dalam diri Yesus dan Allah mewahyukan diri-Nya. Hal ini memang menjadi bukti bahwa Allah lebih mengutamakan kasih dan keselamatan yang rela Ia hadirkan dalam diri Yesus sendiri, yang kini menjadi jalan menujuh hidup yang kekal bersama Allah di surga.
DAFTAR PUSTAKA
Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2012.

Allah dalam perjanjian lama mewartakan sabda-Nya kepada umat manusia melalui para nabi. Namun bukan hanya dengan perkataan, tetapi juga dengan menjelma dan hidup dengan umat manusia (Israel pada waktu itu) dalam bentuk apa pun. Hal yang biasa dikenal adalah peristiwa semak duri (Kel 3:2), dan lainnya. Pewahyuan Allah inilah yang membuktikan bahwa Ia mengasihi umat-Nya. Allah akan berbuat apa saja yang terbaik untuk umat kesayangan-Nya dan seluruh umat manusia.
Pewahyuan Allah dalam peristiwa pembebasan umat Israel dari Mesir, juga dalam bentuk yang tidak di sangka oleh Israel pada waktu itu. Allah mewahyukan dirinya dalam bentuk tiang awan dan tiang api yang kemudian menerangi umat Israel dalam perjalanan, agar mereka dapat berjalan pada waktu siang hari maupun malam hari. Keluaran 13:21 “Tuhan berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu siang dengan tiang api, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam”. Sehingga dalam hal ini, Allah tetap bersama dan menemani mereka menuju tanah yang di tentukan oleh-Nya. Kendati demikian mereka tetap tidak mengerti dan tidak mengetahui bahwa Allah ada bersama mereka. Mereka selalu mengeluh, karena mereka tidak memiliki makanan, minuman (Kel 15:24). Dengan melihat apa yang mereka perbuat dan apa yang mereka katakan, membuat Allah marah dengan mendatangkan ular dan mematuki umat Israel dan ada yang meninggal dunia (Keluaran 21:6). Setelah peristiwa itu umat Israel mohon ampun kepada Allah. Allah mengampuni mereka.
Hal ini menjelaskan dalam pewahyuan Allah bahwa Allah menyelamatkan umat Israel dari perbudakkan di Mesir. Allah bukan hanya membawa Israel keluar dari Mesir saja, tetapi juga menemani mereka dalam segala hal. Menuntun baik waktu siang maupun malam. Suka dan duka di lewati orang Israel, dan Allah bersama mereka.
2. Wahyu Allah dalam Kitab Suci Perjanjian Baru
Pada perjanjian lama Allah banyak mewahyukan diri-Nya dalam berbagai bentuk dan bermacam-macam hal. Dalam perjanjian baru Allah tidak lagi menunjukkan diri-Nya dalam segala bentuk. Namun dalam perjanjian baru ini Allah mewahyukan diri-Nya melalui Yesus Kristus putra-Nya yang tunggal. Allah menghadirkan Yesus ke dunia melalui seorang perempuan yang bersahaja, yakni bunda Maria. Dalam injil Lukas 1:31 dikatakan “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus”. Hal ini menunjukkan bahwa Allah hadir dalam diri Yesus dan bekarya dalam diri-Nya.
Hal yang menjadi salah satu tugas Yesus selama 3 tahun mewartakan sabda Allah adalah melakukan mukjizat. Dalam mukjizat inilah Allah mewahyukan diri-Nya. Allah hadir untuk menyelamatkan umat manusia secara penuh dan menyeluruh. Mukjizat yang dilakukan oleh Yesus bukan hanya semata-mata dari diri-Nya sendiri. Mukjizat itu dilakukan dengan kehadiran Allah yang Maha Kuasa. Secara manusiawi Yesus tidak bisa melakukan hal tersebut, namun karena ia bersatu dengan Allah dan Allah mewahyukan diri-Nya dalam diri Yesus, sehingga segalanya dapat terjadi. Banyak mukjizat yang dilakukan oleh Yesus yang Allah sendirilah yang berperan dalam hal itu, misalnya Yesus membangkitkan anak muda di Nain, Lukas 7:14-15 “Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata “Hai anak muda aku berkata kepadamu bangkitlah”. Maka bangunlah orang itu duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya”. Hal ini adalah pewahyuan Allah yang benar-benar terjadi dan dilakukan oleh Yesus sendiri.
Kasih sayang dan kesetian Allah kepada umatnya bukanlah sebuah cerita bukan juga sebuah peristiwa yang ada waktunya. Namun kasih sayang dan kesetian Allah adalah kekal. Kasih yang telah ada dari zaman dulu dan sampai sekarang. Allah tidak ingin makluk ciptaan-Nya menderita. Maka dari itu Allah selalu ada dalam penyelamatan manusia. Allah hadir dalam diri Yesus dan Allah mewahyukan diri-Nya. Hal ini memang menjadi bukti bahwa Allah lebih mengutamakan kasih dan keselamatan yang rela Ia hadirkan dalam diri Yesus sendiri, yang kini menjadi jalan menujuh hidup yang kekal bersama Allah di surga.
DAFTAR PUSTAKA
Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2012.
WAHYU ALLAH DALAM KITAB SUCI
PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU
No comments:
Post a Comment